PT Jobubu Jarum Minahasa, Tbk Apresiasi Lokasi Wisata Tuur Maasering Tomohon

Tomohon, SeputarNusantara.id – Lokasi Wisata bernuansa alam perkebunan hanya anda bisa nikmati di Tuur Maasering.

Pemandangan dan lokasi alam perkebunan yang alami dapat ditemui di tempat ini.

Berbagai model bentuk kearifan lokal dapat ditemui di Tuur Maasering ini baik kulinernya, alam sekitar hingga minuman khas kearifan lokal minahasa yakni Cap Tikus dapat anda temui di tempat ini.

Pengunjung yang masuk lokasi ini akan langsung bisa mencicipi minuman alkohol khas minahasa yakni Cap Tikus.

Di lokasi ini pula para pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan minuman alkohol tradisional Minahasa ini.

Diketahui, di masyarakat Minahasa pengolahan Cap Tikus sudah dikelola secara turun temurun dan hampir di semua daerah di Minahasa akan dijumpai petani Cap Tikus.

Hingga saat ini Cap Tikus sudah diproduksi dalam skala besar dan legal.

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk yang merupakan produsen Cap Tikus 1978 yang legal melalui Presiden Komisaris Nicho Lieke dan Dirut Audy Lieke memberi apresiasi positif akan keberadaan Tuur Maasering yang mengangkat produk kearifan lokal.

Sementara Owner Tuur Maasering Jeffry Polii (Jepol)
sangat mendukung keberadaan Cap Tikus 1978 yang legal dan berpita cukai ini.

“Kami mengolah dan memberikan edukasi tentang bagaimana Cap Tikus ini dihasilkan dan bersyukur kini telah ada Cap Tikus yang legal sehingga untuk ole-ole dibawa ke daerah lain kita sudah ada produk kearifan lokal,” ujar Jeffry Polii.

Terkait lokasi wisata Tuur Maasering Jepol mengatakan bahwa ada 2 hal yang membuat dirinya membangun lokasi ini.

“Yakni wisata berbasis masyarakat, artinya masyarakat jadi mata rantai wisata dan terlibat langsung dengan ikut menyediakan berbagai kebutuhan,” ujar Jepol.

“Kemudian, isu yang diangkat yakni peningkatan ekonomi rakyat dan pelestarian lingkungan,” ucapnya.

Tuur maasering di gagas dan Jepol ingin mencoba apakah bisa berjalan antara kepentingan ekonomi dan keselamatan lingkungan.

“Aren adalah benteng terakhir dimana pohon aren mampu menahan erosi dan menampung air dan harus kita buat bernilai,” tambah Jefri.

Dikatakannya lagi, tamu-tamu datang di lokasi ini, mulai dari daerah Sulut sendiri namun juga cukup banyak dari negara lain.

“Ternyata aren bisa menarik wisatawan, makanya jangan dipotong. Hal ini kami angkat agar anak-anak muda suatu saat tetap bangga dan tahu cara batifar,” ungkap Jepol yang juga aktifis WALHI.

Pengunjung mancanegara dan bahkan staf khusus Presiden Jokowi dibuat terkesima dengan lokasi ini.

“Sangat tepat kini sudah ada produk legal yakni Cap Tikus 1978 sebagai ole-ole dan kami bangga ada produk kearifan lokal asal Sulut dan kami disini sekedar menerangkan tidak bisa dibawa,” kata Jepol lagi.

M. Faisol dan Novel Mewengkang dari PT. Jobubu Jarum Minahasa Tbk atau yang memproduksi minuman Cap Tikus 1978 yang berkunjung, diterima langsung owner Tuur Maasering pada hari Jumat (26/5/2023).

“Kami disambut baik, ke depan kita akan jalin kerjasama untuk saling memperkenalkan produk kebanggaan orang Minahasa yakni Cap Tikus ini,” ucap M. Fasol Alogo Manager Area Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.

Ada banyak kisah dari para pengunjung diantaranya dari Perancis, Belanda, Jepang dan dari negara lainnya.

Dengan tag line torang jaga alam, alam jaga torang, ini merupakan ungkapan yang sangat baik.

HenceKaramoy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *