Hillary Brigitta Lasut: Kontroversi Karantina, Ajudan TNI, hingga Drama Pilkada Sulut

Terkini, Tokoh, Trending3951 Dilihat

Manado, seputarnusantara.id – Nama Hillary Brigitta Lasut kembali menjadi perbincangan hangat di publik. Sebagai anggota DPR RI termuda, sejumlah pernyataannya baru-baru ini menuai kritik dan menciptakan kontroversi yang viral di media sosial.

Mulai dari isu karantina Wisma Atlet, permintaan ajudan TNI, hingga laporan hukum terhadap komika Mamat Alkatiri sampai pada drama Pilgub Sulut.

Berikut adalah ulasan lengkap berbagai polemik yang melibatkan politisi muda Partai Nasdem ini.

 

Karantina di Wisma Atlet, Hillary Sebut DPR Setara Presiden

Hillary Brigitta Lasut menuai kritik tajam setelah menyatakan bahwa anggota DPR memiliki kedudukan setara dengan presiden, sehingga tidak pantas melakukan karantina di Wisma Atlet.

 

“Dari sudut pandang hukum, DPR setara dengan presiden dalam pembagian kekuasaan. Tidak etis kalau presiden karantina di Istana Bogor, sementara DPR harus karantina di Wisma Atlet,” ujar Hillary dalam keterangan tertulisnya (13/12/2021

Pernyataan ini dianggap arogan oleh banyak pihak. Publik menilai, dibandingkan membandingkan dirinya dengan presiden, Hillary seharusnya lebih fokus memahami situasi masyarakat yang masih bergantung pada fasilitas seperti Wisma Atlet untuk karantina.

 

Permintaan Ajudan dari TNI

Hillary juga dikecam setelah mengirim surat resmi kepada KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk meminta ajudan atau pengamanan dari TNI. Ia berdalih, TNI lebih siap menghadapi situasi darurat dibandingkan aparat keamanan lainnya.

Baca juga:  JPAR Lantik 10 Pengurus Dewan Pimpinan Kelurahan Partai Nasdem Se Kecamatan Mapanget

 

“Sudah terlalu sering saya merepotkan Kapolri terkait masalah keamanan di daerah pemilihan saya. Karena itu, saya merasa lebih nyaman meminta bantuan dari TNI,” kata Hillary.

 

“Tidak akan saya penuhi,” tegas Dudung langsung menolak mentah-mentah permintaan tersebut melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Permintaan ini memicu reaksi negatif. Banyak pihak menganggap langkah ini berlebihan dan menunjukkan kecenderungan untuk memanfaatkan fasilitas negara demi kepentingan pribadi.

 

Laporan Terhadap Komika Mamat Alkatiri: Negara Hukum atau Tak Tahan Kritik?

 

Hillary juga melaporkan (3/10/2022) komika terkenal Mamat Alkatiri atas dugaan pencemaran nama baik setelah roasting yang dilakukan Mamat dalam sebuah acara diskusi di Jakarta.

“Negara ini negara hukum, bukan negara bercanda,” tegas Hillary.

Namun, langkah ini dianggap sejumlah pihak sebagai tindakan berlebihan.

Sebagai pejabat publik, Hillary dianggap harus lebih terbuka terhadap kritik.

Meskipun demikian, Hillary berpendapat bahwa tindakan Mamat telah melampaui batas dengan merendahkan martabatnya.

 

Hillary Interogasi Kapolda Sulut di DPR

Tak hanya itu, Hillary juga menjadi sorotan atas perannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI yang mengusut dugaan intimidasi dan pelanggaran netralitas Pilkada Sulut.

Baca juga:  Kalapas Amurang Ikut Sosialisasi Reformasi Birokrasi

Hillary menyatakan, pihaknya telah mengantongi bukti kuat terkait keterlibatan oknum-oknum yang mengatasnamakan presiden untuk kepentingan pribadi.

 

“Kapolri dan Kapolda Sulut akan hadir dalam RDP untuk memberikan klarifikasi. Kami tidak akan mentolerir pelanggaran yang merusak demokrasi,” ujar Hillary.

 

Drama Hilangnya Saksi Pilkada Sulut

Kasus hilangnya Jootje Robert Rumondor alias Om Oceng, saksi pasangan calon Elly Engelbert Lasut-Hanny Joost Pajouw (E2L-HJP), juga menyeret nama Hillary.

Melalui siaran langsung di media sosial, Hillary bersama ayahnya, Elly Engelbert Lasut, mengekspresikan kecemasan atas hilangnya saksi kunci tersebut.

Hillary menyebut kejadian ini sebagai ancaman serius terhadap demokrasi, khususnya dalam konteks Pilkada Sulut.

Padahal Jootje Rumondor sehat walafiat menghadiri acara reuni bersama rekan-rekannya.

 

Kontroversi yang Menguji Kredibilitas

Hillary Brigitta Lasut terus menjadi pusat perhatian karena keberaniannya menyuarakan berbagai isu.

Namun, langkah-langkahnya sering dianggap kontroversial dan memicu reaksi negatif dari publik.

Apakah Hillary akan mampu membuktikan diri sebagai pemimpin muda yang bertanggung jawab, atau justru terjebak dalam kontroversi yang merusak reputasinya?  (Red)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari SEPUTAR NUSANTARA di GOOGLE NEWS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *