Renungan Pagi: Berani Bertanggungjawab

Kejadian 50:18

(18) Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: “Kami datang untuk menjadi budakmu.” 

Manado, SeputarNusantara.id –

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus. 

Apa yang akan kita lakukan, kalau kita melakukan kesalahan?

Jawabannya tentu beragam.

Ada yang mungkin mengelak, menjadikan orang lain sebagai “kambing hitam’” (tumbal/penyebab) dari sebab munculnya persoalan.

Tetapi, masih lebih banyak tentunya akan berterus terang dan berani bertanggung-jawab, sebab dengan demikian tidak akan menimbulkan hal-hal yang lebih buruk di kemudian hari.

Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya juga demikian.

Ketika saudara-saudara Yusuf menyadari kesalahan mereka, di samping mereka sudah menyampaikan pesan ayahnya supaya Yusuf bersedia menghasihani saudara-saudaranya, maka kini mereka berani bertanggungjawab seandainya Yusuf meminta pertanggung-jawaban.

Saudara-saudara Yusuf bersedia untuk menjadi budaknya, asalkan mereka jangan dihukum mati.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus. 

Saudara-saudara Yusuf mengambil sikap ini, karena ada di pikiran mereka perbuatan salah mereka dahulu kepada Yusuf dapat berakibat mereka dihukum.

Jadi mereka bersedia menjadi budak Yusuf.

Pernyataan bersedia menjadi budak adalah mereka bertanggung jawab atas kesalahan masa lalu dan rela dihukum oleh Yusuf.

Perasaan bersalah saudara-saudara Yusuf akhirnya membuat mereka harus berani mengambil resiko.

Lebih baik dijadikan budak daripada diusir ke luar tanah Mesir, menjadi penggembara dan akhirnya mati di tempat yang tidak diketahui.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.

Firman Tuhan di hari ini mengajarkan kita tentang arti kekeluargaan yang sangat mendalam yang tidak mungkin terpisah hanya karena salah paham dan beda pendapat.

Semua itu dapat diselesaikan ketika kita mau saling memaafkan satu dengan yang lain dan berani bertanggung jawab.

Sikap bertanggungjawab perlu ditanam dan dikembangkan di masa kini menghadapi berbagai persoalan yang muncul di tengah-tengah keluarga.

Ketika ada masalah maka selesaikan dengan cara kekeluargaan.

Berani mengaku salah dan keliru serta mau saling memaafkan, itulah yang akan membuat satu keluarga akan tetap utuh, rukun, damai dan diberkati untuk kemudian menjadi berkat bagi banyak orang.

Tuhan Yesus memberkati.

Amin.

 

Doa: 

Ya Tuhan Allah yang kami kenal melalui Anak-Mu Yesus Kristus dan yang selalu menuntun kami dengan Roh Kudus, mampukan kami untuk berani bertanggung jawab bila melakukan kesalahan dan mau saling mengampuni satu dengan yang lain. 

Amin.

Sumber: Dodoku GMIM

Redaksi