Sambangi Kemenkes, Bupati Minsel Lobi Bantuan Alat Kesehatan

MINSEL, SEPUTARNUSANTARA – Bupati Minsel Franky Donny Wongkar (FDW) tak henti berjuang untuk menjadikan Kabupaten Minahasa Selatan semakin hebat di berbagai bidang.

Teranyar, Bupati FDW mengunjungi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Kunjungan kerja Bupati FDW, yang didampingi Kadis Kesehatan Minsel Wiwin Opod dan Kepala RSUD Amurang Franky Tumbuan, diterima langsung oleh dr. Aswan Usman M.Kes, yang adalah Dirjen Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Dalam pertemuan itu ada beberapa hal penting yang disampaikan oleh Bupati FDW.

“Kami melakukan kordinasi dan audiensi dengan Dirjen Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kemenkes untuk menyampaikan permohonan bantuan Alat Kesehatan (Alkes) untuk RSUD Amurang dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Selatan,” tutur Bupati FDW, Selasa (4/4).

“Permohonan tersebut dimaksudkan agar dapat terealisasi pada tahun 2023 karena tahun 2023 RSUD Amurang  tidak mendapat dana DAK,” kata suami dari Elsje Rosje Sumual tersebut.

Selain untuk RSUD Amurang, permohonan ini juga diperuntukan untuk Puskesmas se-Kabupaten Minahasa Selatan yang berjumlah 17 Puskesmas.

Setelah melakukan pertemuan dengan Dirjen Fasilitas Pelayanan Kesehatan, selanjutnya Bupati FDW melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM, MARS, yang adalah Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

(DArK)

Ini Cara Kemenkes RI Penuhi Kebutuhan Dokter dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas

SEPUTAR JAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) akan memenuhi kebutuhan dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas melalui program Penugasan Khusus. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kekurangan dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Hal ini disampaikan dalam rilis tertulis Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, pada hari kemarin.

Dirjen Tenaga Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM mengatakan penugasan khusus tenaga kesehatan merupakan pendayagunaan tenaga kesehatan melalui penempatan 9 jenis tenaga kesehatan prioritas di Puskesmas.

Tenaga prioritas di Puskesmas terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga farmasi, tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kesehatan masyarakat/ promosi kesehatan, dan ahli teknologi laboratorium medik.

“Penugasan khusus dilakukan melalui Nusantara Sehat dengan penempatan secara tim dan individual selama 2 tahun,” ujar Dirjen Arianti, di Jakarta.

Penugasan khusus ini dilaksanakan berdasarkan Permenkes nomor 33 tahun 2018 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam Mendukung Program Nusantara Sehat.

Nusantara Sehat secara tim merupakan pendayagunaan SDM Kesehatan dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah lebih dari 5 jenis tenaga kesehatan yang ditempatkan secara tim/berkelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan Nusantara Sehat Individu adalah pendayagunaan SDM Kesehatan dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah dan jenis tertentu yang ditempatkan secara individual.

Dikatakan Dirjen Arianti, pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas merupakan alternatif pemenuhan sementara dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang belum bisa dipenuhi melalui mekanisme rekuitmen ASN (PNS dan PPPK).

Pemenuhan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus diutamakan untuk mengisi Puskesmas yang memiliki kekosongan tenaga kesehatan di wilayah terpencil dan sangat terpencil.

Berdasarkan data SISDMK pasca seleksi PPPK tahun 2022, masih terdapat sebanyak 404 Puskesmas belum memiliki tenaga dokter,  287 Puskemas di antaranya berada di Puskesmas wilayah terpencil dan sangat terpencil,  3.074 Puskemas tidak memiliki tenaga dokter gigi, 1.644 Puskemas di antaranya berada di Puskesmas wilayah terpencil dan sangat terpencil, serta 6.104 Puskemas belum lengkap 9 jenis tenaga kesehatan.

Pasca seleksi PPPK tahun 2022 per tanggal 6 Februari 2023 tercatat sebanyak 40 orang peserta penugasan khusus Nusantara Sehat telah lulus seleksi PPPK tahun 2022.

Sampai dengan tahun 2022 terdapat sebanyak 13.683 tenaga kesehatan pasca Penugasan Khusus Nusantara Sehat.

“Kementerian Kesehatan memberikan apresiasi sebesar – besarnya atas pengabdian mereka dan mendorong tenaga kesehatan pasca penugasan khusus nusantara sehat untuk dapat berpartisipasi dalam memberikan pelayanan Kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan milik pemerintah dengan mengikuti seleksi ASN terutama PPPK atau pekerjaan lainnya yang tersedia di sektor swasta,” ucapnya.

Dalam pelaksanaannya dari tahun 2015 sampai tahun 2022 telah ditempatkan sebanyak 20.933 orang penugasan khusus, terdiri dari 6.027 orang penugasan secara tim yang tersebar di 29 Provinsi dan 14.906 orang penugasan secara individu yang tersebar di 31 provinsi.  Saat ini terdapat 7.250 orang penugasan khusus Nusantara Sehat yang masih aktif yang tersebar di 31 Provinsi, 288 kabupaten, dan 2.540 Puskesmas.

(***/Redaksi)

Kemenkes RI Informasikan Vaksin Booster Kedua, Gratis!

SEPUTARJAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sejak 24 Januari 2023 telah mengeluarkan kebijakan pemberian Vaksin Booster kedua bagi masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. Vaksin booster tersebut gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Gratis, diutamakan bagi mereka yang sudah lebih dari enam bulan setelah dapat Vaksinasi Booster pertama. Bisa cek tiket di PeduliLindungi,” ujar Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam siaran pers tertulis Kemenkes RI dikatakan bahwa pemberian booster kedua dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan.

Hal ini sesuai dengan Imendagri Nomor 53 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan pengendalian COVID-19 pada masa transisi Menuju Endemi.

Pemerintah juga memastikan ketersediaan stok vaksin dengan mengutamakan vaksin dalam negeri dan menambah indikasi penggunaan vaksin produksi dalam negeri untuk anak, remaja, dan booster heterolog.

Pada masa transisi dari pandemi ke endemi ini, pemerintah akan lebih agresif melakukan sosialisasi mengenai protokol kesehatan, vaksinasi, varian-varian baru, dan mengenai imunitas dari masyarakat.

Adapun untuk vaksinasi berbayar, masih terus dikaji dan sifatnya vaksinasi pilihan. Kebijakan ini paling cepat akan diterapkan setelah masa transisi pandemi ke endemi berakhir.

Tahun ini adalah tahun di mana Indonesia akan bergeser dari pandemi menjadi endemi. Kemenkes sudah memiliki kerangka strategi dan terus berdiskusi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Dikatakan Budi, WHO akan melakukan review di setiap negara untuk melihat dampak COVID-19 ini terhadap rumah sakit dan angka kematian akibat COVID-19.

“Kalau angka yang masuk rumah sakit, yang masuk ICU dan wafat sudah sama seperti penyakit menular lain seperti influenza, demam berdarah, tuberkulosis, dan malaria, itu artinya masuk kategori infeksi biasa sehingga nanti akan menjadi pertimbangan utama mereka untuk mencabut status public emergency of Inernational concern atau bahasa awamnya kita sebut status pandemi dunia,” tutur Menkes Budi.

(***/Redaksi)

Kabar Baik! Kementerian Kesehatan Targetkan Semua Rumah Sakit Bisa Layani Pasien Kanker

SEPUTARNUSANTARA – Kementerian Kesehatan RI menargetkan semua penduduk Indonesia bisa mendapatkan akses layanan kanker di semua Rumah Sakit. Pelayanan tersebut diharapkan akan menyasar masyarakat di daerah terpencil, sehingga menjadi sama dengan masyarakat di perkotaan.

Dari informasi yang disampaikan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, pada Rabu (08/02/2023), sebagai model percontohan dan percepatan target tersebut, Kemenkes telah menjalin kerja sama dengan The University of Texas MD Anderson Cancer Center dan melakukan kunjungan ke RSUP Ngoerah dan RSUD Bali Mandara.

Direktur Utama RS Kanker Dharmais dr. R. Soeko Werdi Nindito, MARS mengatakan Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai unit pelaksana kerja sama ini akan menindaklanjuti kolaborasi tersebut.

“Kita juga mensosialisasikan kepada MD Anderson bagaimana sistem layanan kanker nanti ke depannya, bahwa ada rumah sakit vertikal Kemenkes di Bali seperti Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah dan rumah sakit kabupaten/kota seperti Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara yang akan memberikan layanan kanker,” ujar dr.Soeko saat kunjungan ke RSUP Ngoerah, Bali.

Saat ini, RS Kanker Dharmais bersama MD Anderson tengah melakukan kunjungan ke RSUP Ngoerah dan RSUD Bali Mandara. Harapannya, lanjut dr. Soeko, layanan kanker bisa diberikan di semua rumah sakit sesuai dengan level-levelnya. Begitu juga dengan layanan jantung, stroke, ginjal, dan layanan ibu dan anak.

Kasus kanker baru di Indonesia berdasarkan data Globokan 2020 sebanyak 396.914 kasus baru. Kalau berdasarkan Riskesdas 2018 jumlah kasus kanker baru dan lama sebanyak 1.017.290.

Jenis kanker yang paling banyak menyerang warga Indonesia adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker lever.

“Kerja sama ini dilakukan supaya masyarakat di daerah terpencil lebih cepat dan lebih mudah untuk mendapatkan akses kesehatan yang sama seperti masyarakat di kota besar,” ucapnya.

Direktur Utama RSUP Ngoerah dr. I Wayan Sudana, M.Kes mengatakan RS Dharmais berada di level nasional, sementara RSUP Ngoerah ada di level provinsi di Bali. RSUP Ngoerah menjadi bagian dari rumah sakit yang harus memberikan pelayanan kesehatan khususnya kanker.

“Dengan demikian kami berkepentingan untuk meningkatkan semua kemampuan dan kualitas pelayanan khususnya untuk kanker. Pada akhirnya adalah akses masyarakat terhadap layanan kanker di daerah-daerah sama atau paling tidak mirip dengan akses masyarakat di perkotaan,” ungkap Dirut I Wayan Sudana.

RS Kanker Dharmais mulai mendampingi RSUP Ngoerah dalam meningkatkan standar-standar layanan kanker. Selanjutnya RSUP Ngoerah harus menjadi pengampu rumah sakit – rumah sakit yang ada kabupaten/kota di Bali.

Senior Vice President, Strategy and Business Development di MD Anderson, Chris Mc Kee mengaku sangat menantikan kerja sama dengan Kemenkes dalam hal penanganan penyakit kanker di Indonesia.

“Kanker salah satu penyakit yang menimpa masyarakat Indonesia secara tidak proporsional. Jadi kami berharap dapat bekerja sama dengan tim di seluruh Indonesia untuk bekerja mencegah terjadinya kanker, di Bali khususnya serta daerah lain untuk membantu pelatihan dan pendidikan,” tutur Mc Kee.

Lebih lanjut, kerja sama ini bertujuan untuk menaikkan level lebih tinggi untuk menyaring lebih banyak pasien kanker serviks dan kanker payudara pada wanita, dan kanker paru-paru pada laki-laki.

The University of Texas MD Anderson Cancer Center adalah sebuah rumah sakit dan institusi penelitian kanker yang terkemuka di Amerika Serikat. Berbasis di Houston, Texas, MD Anderson fokus pada pengobatan kanker dan penelitian untuk menemukan obat baru dan metode pengobatan yang lebih efektif. MD Anderson merupakan salah satu dari beberapa rumah sakit kanker terkemuka di dunia.

Kerja sama Kemenkes dan MD Anderson meliputi 4 hal, antara lain pertama terkait pelayanan, yakni bagaimana Indonesia bisa membandingkan pelayanan kanker dengan MD Anderson. Kedua terkait Pendidikan dan Pelatihan, pelayanan kanker di MD Anderson tergolong maju, sehingga Indonesia bisa mengirimkan SDM kesehatan ke sana atau MD Anderson mengirimkan SDM ahli ke Indonesia untuk berbagi pengetahuan.

Ketiga adalah penelitian, MD Anderson membantu mengembangkan penelitian terkait kanker di Indonesia. Keempat terkait data, dari kerja sama ini Indonesia diharapkan dapat mengelola data kanker dengan baik sama seperti pengelolaan data kanker yang dilakukan negara maju.

Lebih dari itu, Indonesia bisa belajar bagaimana manajemen kanker di negara lain khususnya untuk program kanker yang komprehensif di Indonesia.

Redaksi

Kemenkes Temukan 7 Kabupaten Ada Dugaan Kasus Hepatitis Akut, Ini Gejalanya

SEPUTARJAKARTA – Kementerian Kesehatan melaporkan telah menemukan dugaan kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya kepada 18 orang. Kasus tersebut berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Paling banyak di DKI Jakarta dengan 12 kasus.

Dari 18 kasus tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable. 7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun. Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.

“7 dari 18 pasien diduga Hepatitis Akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit Hipertensi Akut atau ada faktor lainnya,”
terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

dr. Syahril mengungkapkan pasien yang diduga Hepatitis Akut ini memiliki rentang usia 0-20 tahun. Paling banyak anak yang berusia 5-9 tahun ada 6 orang, usia 0-4 tahun ada 4 orang, usia 10-14 tahun ada 4 orang, dan usia diatas 15-20 tahun ada 4 orang.

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dugaan Hepatitis Akut yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.

“Meski gejala yang ditemukan mengarah pada Hepatitis Akut namun belum bisa dipastikan pasien menderita Hepatitis Akut, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut,” terangnya.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait terus melakukan upaya investigasi dengan melakukan analisis pathogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) maupun penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari kejadian Hepatitis Akut ini.

***/Redaksi