Renungan GA Paulina Gosal STh: ‘Ciuman Penghianatan’

SEPUTAR NUSANTARA – Guru Agama Paulina Gosal, STh memimpin ibadah rutin hari Minggu (19/03/2023) di Jemaat GMIM Pniel Sulu, Wilayah Tatapaan Indah

Dalam ibadah tersebut, dibawakan Pembacaan Alkitab yang terdapat dalam Markus 14 : 43-52, dengan judul ‘Yesus Ditangkap.

Dan dalam renungannya mengangkat tema ‘Ciuman Penghianatan’.

Simak selengkapnya:

Markus 14 : 43-52 merupakan cerita yang mengawali penderitaan Yesus.

Murid-murid Yesus pada waktu itu melarikan diri dan masing-masing menyelamatkan diri.

Kesetiaan kepada Yesus menjadi sirna di saat menghadapi ancaman.

Bahkan ada laki-laki yang mengikuti Yesus, di saat menghadapi ancaman dia lari meninggalkan Yesus dalam keadaan telanjang.

Hal ini menggambarkan, para murid dan umat Tuhan tidak bersedia menghadapi penderitaan karena mengikuti Yesus.

Semua lari meninggalkannya dan masing-masing menyelamatkan diri.

Karena memang, hanya Yesus saja yang akan mengalami penderitaan, karena dosa, karena pemberontakan kita umat manusia.

Namun saudara-saudara, jangan kita menjauh, jangan kita lari dari Tuhan. Karena itulah yang hendak kita nyatakan, dalam kita menghayati minggu-minggu sengsara Yesus Kristus.

Belajar dari Firman Tuhan di hari ini kita diingatkan supaya iman kita kepada Yesus jangan sampai dikhianati. Sama seperti Yudas yang menghianati Yesus dengan ciuman.

Ciuman itu sebenarnya adalah tanda persahabatan, tanda kekeluargaan, tetapi sebenarnya ciuman itu adalah tanda kasih sayang.

Firman Tuhan kali ini mengajarkan kita untuk tidak mengikuti jejak Yudas yang menghianati Yesus.

Ada ungkapan yang berkata ‘Di Hadapan Manusia Boleh Kamu Bersandiwara, Tapi Jangan Kepada Tuhan’.

Ketika kita harus berhadapan dengan pergumulan, dengan berbagai tantangan penderitaan, berbagai tekanan-tekanan hidup, kita justru meninggalkan pelayanan kita.

Kita lupa akan janji dan komitmen kita.

Kita dibutakan dengan berbagai tawaran-tawaran duniawi. Kita ditawarkan dengan berbagai kesenangan dan kenikmatan.

Seringkali penghianatan terjadi karena iri hati, karena rasa tersaingi, karena kepentingan pribadi sehingga kita sesuka hati melakukan penghianatan.

Marilah kita membangun kebersamaan, bangun komunikasi yang baik dan hidup dengan saling menghormati yang akan menguatkan iman kita.

Semoga penghayatan minggu-minggu sengsara akan membawa perubahan, membawa pemulihan dalam perjalanan hidup kita selaku orang percaya.

Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *